Rabu, 25 Januari 2012

Menyemai Nilai-Nilai Kehidupan Sejak Usia Dini


Oleh  : Nur Ainy Fardana


Usia dini  mencakup rentang usia pra lahir-6 tahun, pada rentang usia ini merupakan masa penting tumbuh kembang manusia.  Begitu pentingnya masa ini sehingga disebut juga sebagai  golden age.  Pada usia ini kemampuan-kemampuan dasar manusia terbangun dan menjadi pondasi bagi pertumbuhan dan perkembangan selanjutnya, termasuk perkembangan moral dan perilaku yang menjadi dasar  pembentukan karakter.  Campbel & Bond (1982 dalam Papalia, E.D., dkk, 2008) menyatakan bahwa pengalaman masa kecil menjadi faktor  perkembangan moral dan perilaku  remaja. Dengan demikian untuk memahami keberhasilan dan problem-problem perkembangan  pada usia remaja  dapat dilacak dari proses-proses  perkembangan yang terjadi  sejak usia dini. Merujuk pada perspektif life span, maka pengalaman masa kecil juga berpengaruh pada perkembangan tahapan usia – usia  berikutnya.
Merunut pada pandangan Darwinian, tumbuh kembang manusia mencakup segala aspek yang diperlukan  untuk bertahan hidup, mengembangkan diri dan adaptif terhadap lingkungan. Salah satu hal penting bagi  pertumbuhan individu agar menjadi manusia yang seutuhnya yaitu pendidikan karakter yang dilakukan sejak dini (Christiana, W, 2005). Karakter manusia akan menentukan kualitas  SDM, dimana karakter bangsa sangat tergantung pada kualitas sumber daya manusianya. Karenanya karakter yang berkualiyas perlu dibentuk dan dibina sejak usia dini. Freud (dalam Papalia, E.D., dkk, 2008) menyatakan bahwa kegagalan penanaman kepribadian yang baik di usia dini akan membentuk  pribadi yang bermasalah di masa dewasanya kelak. Kesuksesan orang tua membimbing anaknya dalam mengatasi konflik kepribadian di usia dini sangat menentukan kesuksesan anak dalam kehidupan sosial di masa dewasanya kelak.

Perkembangan manusia merupakan suatu proses berkelanjutan yang terjadi secara bertahap, demikian halnya dengan perkembangan dalam pembentukan karakter. Pembentukan karakter bukanlah suatu proses yang instan, atau semudah membalik telapak tangan. Agar menjadi karakter yang melekat dan terintegrasi dengan kepribadian maka pendidikan karakter semestinya diberikan seiring dengan proses perkembagan yang bertahap dan  terus menerus pula semenjak usia dini. Menurut Piaget (dalam Woolfolk, S, 2009) tujuan utama pendidikan pada usia dini seharusnya “form not furnish”, yang artinya bahwa pendidikan untuk membentuk pikiran dan bukan mengisi pikiran dengan berbagai atribut/hal-hal artifisial. Oleh karenanya pendidikan pada anak usia dini seharusnya diarahkan pada kesadaran pemikiran untuk membentuk karakter.     

Karakter bukan sekedar  hasil dari sebuah tindakan, melainkan secara simultan merupakan hasil dan proses. Dengan demikian pendidikan karakter merupakan keseluruhan dinamika relasional antar pribadi dengan berbagai macam dimensi, baik dari dalam maupun dari luar dirinya, agar pribadi itu semakin dapat menghayati kebebasannya, sehingga ia dapat semakin bertanggung jawab atas pertumbuhan dirinya sendiri sebagai pribadi dan perkembangan orang lain dalam hidupnya (Koesoema, D., 2010).
Tujuan dari pendidikan yang mengarah pada pembentukan karakter adalah kebebasan dan otentisitas individu agar menjadi pribadi yang mampu mengembangkan tangung jawab moral integral dalam membangun harmoni kehidupan bersama serta berbangsa dan bernegara.

Agar menjadi suatu yang mudah terinternalisasi maka pendidikan karakter yang diberikan pada anak usia dini harus menyatu dalam bentuk nilai-nilai kehidupan yang dijalaninya waktu demi waktu. Menyemaikan nilai-nilai kehidupan sejak usia dini, sebetulnya merupakan hal yang mudah namun memberikan kemanfaatan sangat besar. Pada usia dini  anak memilki kapasitas belajar yang besar untuk belajar selain itu anak merupakan sebagai sosok yang mampu memecahkan  masalah sendiri secara aktif (active problem solver), serta memiliki cara sendiri untuk memahami dunia (Bruner.J, dalam Palmer, J.A . 2001). Melalui kapasitas belajarnya anak membangun pondasi dan ikatan intelektual yang kuat sebagai dasar pemahamannya tentang nilai-nilai kehidupan.
Pembiasaan-pembiasaan yang diberikan sejak usia  dini melalui aktivitas keseharian dalam keluarga dan lingkungan menjadi akar yang kokoh untuk bertumbuh dan berkembangnya nilai-nilai kehidupan dalam konteks etika, moral dan sosial-emosional. Begitu pula ketika anak mulai menginjak pendidikan pra sekolah, diharapkan mereka dapat belajar dan menguasai ketrampilan-ketrampilan dasar dalam membangun sikap, perilaku dan hubungan antar sesama. Aktivitas apapun yang dilakukan anak dapat dimuati oleh nilai-nilai yang tertanam secara menyenangkan, menghibur dan memberikan kebebasan anak untuk menjelahi relung-relung dimensi kehidupan. Penanaman nilai–nilai kehidupan dapat dilakukan dengan mudah, karena sejatinya manusia diciptakan dengan seperangkat potensi untuk tumbuh menjadi baik dan survive/mampu bertahan dalam kehidupan. Pengasuhan yang tepat sesuai karakteristik, kebutuhan dan potensi  anak secara tidak langsung akan membangun karakter-karakter positif. Sebaliknya pengasuhan yang salah akan memunculkan serangkaian sikap dan perilaku  yang mereduksi nilai-nilai kebaikan dan menggerus optimalisasi tumbuh kembang kehakikian karakter-karakter positif  manusia.
Karakteristik, kebutuhan dam potensi anak terwakili dalam tahapan-tahapan perkembangan yang dilalui oleh anak, pada tabel dibawah ini :
Perkiraan Umur
Deskripsi Karakteristik Perkembangan
Lahir-12 hingga 18 bulan
·         Bayi membentuk hubungan pertama yang penuh kasih sayang dan penuh kepercayaan dengan pengasuh atau mengembangkan sense of mistrust (rasa tidak percaya)
·         Bayi merespon suara ibu dan mengembangkan rasa suka terhadap suara tersebut
·         Kemampuan untuk belajar, mengingat  dan merespon terhadap stimuli sensoris mulai berkembang
18 bulan hingga 3 tahun
·         Pertumbuhan fisik dan perkembangan ketrampilan motork sangat tinggi
·         Energi anak diarahkan pada pengembangan berbagai ketrampilan fisik, termasuk berjalan, memegang,.
·         Keterikatan terhadap orang tua dan orang lain mulai terbentuk
·         Kesadaran diri terbentuk
·         Peralihan dari ketergantungan menjadi otonomi terjadi
·         Ketertarikan kepada anak-anak lain meningkat
·         Pemahaman dan penggunaan bahasa  berkembang dengan cepat
3-6 tahun
·         Anak terus menjadi lebih asertif dan mengambil lebih banyak inisiatif, independen dan kontrol diri
·         Konsep diri dan  pemahaman terhadap emosi tumbuh; pegharapan terhadap diri  adalah suatu yang global
·         Identitas gender dibangun
·         Permainan menjadi lebih imajinatif
·         Kebersamaan, agresi dan rasa takut  merupakan hal yang biasa muncul
(Papalia, E.D., dkk, 2008 & Woolfolk, S, 2009)
Tercapainya kemampuan dalam tahapan perkembangan anak secara optimal, menjadi penanda bahwa anak mendapatkan  pemenuhan kebutuhan untuk mengenali, memahami dan mengalami berbagai hal termasuk nilai-nilai kehidupan dasar. Dengan demikian pendidikan karakter pada anak usia dini adalah suatu proses dimana anak mampu melampaui tahap-tahap perkembangannya tanpa kendala sehingga memunculkan kebebasan untuk menjadi individu yang khas yang pada akhirnya menjelma menjadi individu yang memiliki pikiran, sikap dan perilaku positif.
Tepat Asuh Anak Tangguh
            Pencapaian tahap perkembangan yang optimal tentu memerlukan pengarahan dan bimbingan yang tepat dari orang tua/ pendidik yang ada di sekitar anak. Aktivitas apapun yang dilakukan oleh anak, dapat diwarnai oleh nilai kehidupan. Aktivitas bermain yang dilakukan anak memiliki potensi untuk mendapatkan muatan pendidikan karakter. Bermain adalah aktivitas yang menyenangkan dan dapat berfungsi sebagai stimulasi aspek-aspek perkembangan (Tedjakusuma, 2002).  Pada saat anak bermain peran, misalnya bermain “rumah-rumahan” yang dilakukan secara bersama-sama, anak dapat belajar tentang “caring”, “respect” dan “responsibilitas”. Anak akan belajar mengenali, memahami dan  melakukan tindakan untuk membantu, menghargai dan saling berbagi peran dan bertangung jawab terhadap peran yang dimainkannya.  Oleh karenanya ketika anak bermain peran, orang tua/pendidik dapat memasukkan nilai-nilai kehidupan melalui pemberian umpan balik atas aktivitas anak. Ketika anak berbuat curang dalam permainan misalnya, orang tua/pendidik dapat meluruskan dan mencontohkan alternatif perilaku yang lebih positif dan memberikan gambaran akibat dari perilaku curang.
            Kegiatan bermain yang dilakukan secara individual, juga dapat dimasuki oleh nilai-nilai kehidupan. Misalnya ketika anak membaca buku cerita atau menonton film, pilihkan  isi cerita atau isi film yang mengandung unsur keteladanan. Berikan respon yang menyenangkan apabila anak meniru perilaku baik tokoh cerita. Pelihara perilaku tersebut terus menerus sehingga menjadi suatu kebiasaan.
Interaksi orang tua-anak juga dapat menjadi media penyemaian nilai-nilai kehidupan. Sikap dan tindakan orang tua yang memperlakukan anak dengan baik tentunya akan menyuburkan potensi positif yang pada dasarnya sudah dimiliki oleh anak. Komunikasi menyenangkan, fasilitasi yang proporsional serta dukungan dan penerimaan tanpa syarat pada anak menjadi lahan tumbuhnya akar kokoh nilai-nilai kehidupan.  Pengasuhan yang tepat akan menghasilkan anak-anak yang tangguh dalam menghadapi kehidupan. Sedangkan salah asuh membuat anak rapuh.
Daftar Pustaka
Koesoema, Doni .2009.  Pendidik Karakter di Zaman Keblinger. Jakarta . Grasindo
Koesoema, Doni .2010.  Pendidikan Karakter. Strategi Mendidik Anak Di Zaman Global.     Jakarta. Grasindo
Chrisiana, Wanda. 2005. Upaya Penerapan Pendidikan Karakter bagi Mahasiswa (Studi Kasus di
Jurusan Teknik Industri UK Petra) Jurnal Teknik Industri vol. 7, no. 1, juni 2005: 83 – 90

Palmer,  Joy, A. (2001) 50 Pemikir Pendidikan Dari Piaget sampai Masa Sekarang (terj).
           Yogyakarta: Penerbit Jendela

Papalia, E.D, Old, S.W., & Feldman, R.D. 2008. Human Development. 9th ed. Mc Graw Hill
         Companies

Tedjakusuma, M. 2002. Main, Bermain, Permainan. Jakarta : Radjawali Press

Woolfolk, Anita (2008) Educational Psychology Active Learning Edition 10th ed. Boston :
             Pearson Education Inc. Allyn and Bacon

Tidak ada komentar:

Posting Komentar